Selasa, 21 Februari 2012

George Creel

Praktik PR kontemporer pertama kali muncul sebagai tindakan tindakan defensif, tetapi perang dunia menjadi awal dari fungsi ofensifnya. Presiden Woodow Wilson, yang sangat menyadari penting dari opini publik, membentuk Committe on Public Information(CPI)-sering disebut sebagai “creel  Committe”. CPI bertugas memobilisasi opini publik untuk mendukung upaya perang dan tujuan perdamaian Wilson di dalam negeri, sebab pada saat itu opini warga Amerika terbagi dua pada saat Amerika menyatakan perang. Wilson menunjuk George Creel sebagai ketua komite.
George Creel dan CPI menunjukkan kekuatan publistas dalam memobilisasi opini. Tanpa pedoman kampanye PR di tangan, Creel melakukan improvisasi. Misalnya, dia tak punya radio atau televisi nasional untuk  menjangkau seluruh negeri dengan cepat, karenanya dia membuat Four Minutemen, sebuah jaringan 75.000 tokoh sipil yang tersebar di sekitar 3.000 kota setingkat kabupaten. Para relawan ini,setelah mendapat telegram dari washington, akan segera berbicara di sekolah-sekolah,gereja-gereja,klub-klub pelayanan, dan perkumpulan masyarakat lainnya. Menjelang akhir perang, telah tersebar 800.000 peran”empat menit” ini.
Creel mengumpulkan orang-orang berbakat dan cerdas dari kalangan wartawan sarjana, agen, pers, editor, seniman, dan para ahli manipulasi simbol-simbol publik, untuk bersatu demi satu tujuan. Agensi yang luas dan besar ini tidak dapat ditandingi sampai munculnya kekuatan totaliter pascaperang. Creel, Byoir, dan rekan-rekannya adalah konselor PR untuk pemerintahan AS. Mereka menyampaikan gagasan-gagasan untuk warga negara dan kemudian ke luar negeri untuk memotivasi kekuatan dalam peperangan tahun 1917-1918
New York Times pada 1920 menulis tentang pengaruh Creel Committe ini :
Creel bukan hanya punya staf agen pers yang bekerja langsung di bawah pimpinannya di kantor pusat, tetapi dia juga punya mendesentralisasikan sistem sehingga setiap tipe industri di negeri ini punya kelompok pekerja publisitas khusus. Dengan cara inilah, para pemimpin dan direktur industri berkenalan dengan kekuatan publisitas dan mereka menyadari arti penting dari upaya pengkonsetrasian publisitas yang dikenal sebagai “dorongan”(drives).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar