Praktik
PR kontemporer pertama kali muncul sebagai tindakan tindakan defensif,
tetapi perang dunia menjadi awal dari fungsi ofensifnya. Presiden Woodow
Wilson, yang sangat menyadari penting dari opini publik, membentuk
Committe on Public Information(CPI)-sering disebut sebagai “creel
Committe”. CPI bertugas memobilisasi opini publik untuk mendukung upaya
perang dan tujuan perdamaian Wilson di dalam negeri, sebab pada saat itu
opini warga Amerika terbagi dua pada saat Amerika menyatakan perang.
Wilson menunjuk George Creel sebagai ketua komite.
George Creel dan CPI menunjukkan
kekuatan publistas dalam memobilisasi opini. Tanpa pedoman kampanye PR
di tangan, Creel melakukan improvisasi. Misalnya, dia tak punya radio
atau televisi nasional untuk menjangkau seluruh negeri dengan cepat,
karenanya dia membuat Four Minutemen, sebuah jaringan 75.000 tokoh sipil
yang tersebar di sekitar 3.000 kota setingkat kabupaten. Para relawan
ini,setelah mendapat telegram dari washington, akan segera berbicara di
sekolah-sekolah,gereja-gereja,klub-klub pelayanan, dan perkumpulan
masyarakat lainnya. Menjelang akhir perang, telah tersebar 800.000
peran”empat menit” ini.
Creel mengumpulkan orang-orang berbakat
dan cerdas dari kalangan wartawan sarjana, agen, pers, editor, seniman,
dan para ahli manipulasi simbol-simbol publik, untuk bersatu demi satu
tujuan. Agensi yang luas dan besar ini tidak dapat ditandingi sampai
munculnya kekuatan totaliter pascaperang. Creel, Byoir, dan
rekan-rekannya adalah konselor PR untuk pemerintahan AS. Mereka
menyampaikan gagasan-gagasan untuk warga negara dan kemudian ke luar
negeri untuk memotivasi kekuatan dalam peperangan tahun 1917-1918
New York Times pada 1920 menulis tentang pengaruh Creel Committe ini :
Creel bukan hanya punya staf agen pers
yang bekerja langsung di bawah pimpinannya di kantor pusat, tetapi dia
juga punya mendesentralisasikan sistem sehingga setiap tipe industri di
negeri ini punya kelompok pekerja publisitas khusus. Dengan cara inilah,
para pemimpin dan direktur industri berkenalan dengan kekuatan
publisitas dan mereka menyadari arti penting dari upaya pengkonsetrasian
publisitas yang dikenal sebagai “dorongan”(drives).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar