Dalam
menjalani interaksi sosial kita dihadapi oleh berbagai macam kondisi
yang sadar atau tidak, telah melibatkan diri kita kedalam apa yang
dinamakan “Teori Penipuan Antarpribadi” oleh David Buller dan Judee
Burgoon.
Proses
menjalin hubungan, baik dengan pacar, teman, keluarga, pimpinan,
ataupun guru/dosen tidak selalu mulus dan harus pandai mensiasati agar
dapat menjaga hubungan yang telah terjalin baik sebelumnya. Contohnya
dalam teori ini jelas mengemukakan tentang “Penipuan dalam beriteraksi
Antar Pribadi”. Berikut adalah contoh – contoh kasus penipuan
antarpribadi dengan kondisi yang berbeda – beda :
Contoh 1 : Tujuan penipuan adalah untuk mengamankan wajah atau membenarkan tindakan.
Putri adalah anak rumahan yang sangat jarang sekali keluar rumah
kecuali untuk bekerja dan kuliah, diluar daripada itu Putri selalu ijin
orang tua apabila ingin keluar rumah. Putri memiliki pacar bernama Beno.
Suatu ketika sehabis pulang kuliah, putri dijemput oleh Beno tetapi
kali ini tidak langsung pulang kerumah melainkan mampir dulu ke Mall
untuk nonton film terbaru “Ayat-ayat cinta”, karena tahu pasti tidak
diijinkan apabila memberitahukan alasan sebenarnya maka putri
memberitahu kedua orang tuanya dengan alasan “Mau mampir ke Mall untuk
lihat – lihat buku di gramedia dulu”. Dan putripun bersama Beno mampir
ke Gramedia dahulu sebelum nonton Ayat-ayat cinta.
Contoh
1 (satu) tersebut adalah gambaran “Teori Penipuan Antar Pribadi” yang
berjalan dengan tetap mengatakan kejujuran tetapi tidak menceritakan
secara keseluruhan. Dalam teori penipuan antar pribadi biasa disebut Concealment (Penyembunyian).
Putri
dapat juga memberi alasan “Ada Matakuliah tambahan sehingga pulangnya
telat”. Teori penipuan yang dilakukan oleh Putri adalah Falsification (pemalsuan), jauh dari kenyataan yang sebenarnya.
Selain
itu apabila putri ingin memberikan alasan yang meyakinkan dan tidak
ingin terlihat adanya suatu penipuan atau tidak ingin terjadi kebocoran
(Pengelakan), Putri bisa saja memberikan alasan yang tegas seperti
“Pulang kuliah kali ini agak telat ya mah..daghh !”.
Contoh 2 (dua) : Tujuan penipuan adalah untuk mengamankan wajah atau membenarkan tindakan.
Citra
dan Robi saling menyukai satu sama lain, namun keduanya masih malu
untuk saling mengakui perasaan masing – masing karena baru saja kenal.
Tetapi ada saja alasan yang menjadikan mereka saling berinterkasi satu
sama lain. Suatu ketika Robi ingin meminjam Novel “Ayat-ayat cinta”
milik citra padahal Robi juga baru saja beli kemarin sore. Pada keesokan
harinya tak diduga Citra menemui Robi diruang kerjanya dan melihat ada
dua Novel “Ayat-ayat cinta” dimeja Robi, spontan Citra bertanya “Ko ada
dua novelnya, yang satu punya kamu yah…?”dengan penuh curiga. Dalam hal
ini Robi bisa saja memberi alasan berbagai macam.
Contoh
2 (dua) tersebut adalah kondisi yang membutuhkan Teori penipuan agar
Robi tidak terlihat bahwa dia hanya mencari alasan saja agar tetap bisa
berinterkasi dengan Citra sehingga bisa membuat Robi malu dimata citra .
Robi bisa saja berbohong melakukan Falsification (Pemalsuan)
dengan mengatakan “Itu bukan punyaku melainkan punya si Romi tadi dia
pamer bahwa dia juga punya novel bagus ini, eh malah tertinggal
dimejaku”.
Atau
Robi bisa saja mengatakan “Oh iya itu punyaku merasa tertarik jadi aku
beli kemarin, itu novelmu mau aku balikin, kebetulah kamunya kesini”,
dalam kondisi ini Robi masih mengatakan kejujuran tetapi tidak
keseluruhan Concealment (Penyembunyian), Robi memang baru beli
novel kemarin (tetapi tidak dijelaskan kemarin kapan), dan novel milik
Citra spontan langsung dikembalikan agar tidak terjadi kebocoran.
Terakhir
Robi dapat juga mengatakan secara tegas kepada citra “Iya, aku baru
beli di mall kemarin”, pernyataan tersebut merupakan suatu Equivocation
(Pengelakan) untuk menghindar dari penceritaan yang lebih detail.
Contoh 3 (tiga) : Tujuan Penipuan untuk menetapkan atau memelihara suatu hubungan yang baik dengan responden.
Sinta
dan Ratih adalah teman akrab satu kelas. Namun entah kenapa Ratih
sangat tidak menyukai teman sekelas mereka yang bernama Nisa, tetapi
tidak dengan Sinta. Suatu ketika Nisa curhat dengan Sinta tentang sikap
Ratih yang selama ini membuat dirinya sedih, tanpa disadari oleh mereka,
Ratih mengetahui bahwa mereka sedang berbicara serius, dan tentu saja
menimbulkan rasa penasaran Ratih terhadap apa yang mereka bicarakan. Dan
menanyakan langsung kepada Sinta. Sinta aku tadi melihatmu sedang
berbicara serius dengan Nisa, apa yang kalian bicarakan?.
Alasan
apa yang harus diberikan oleh Sinta kepada Ratih agar pertemenan dengan
Nisa maupun Ratih tidak terusik?. Pertama, Sinta dapat mengatakan
kepada Ratih secara jujur namun tidak menyeluruh, “Nisa hanya menanyakan
tentang sikapnya apakah selama ini ada yang salah sehingga membuat
dirinya merasa tidak disukai”. Kedua, Sinta mengatakan pemalsuan, “Nisa
hanya menanyakan tentang kisi – kisi ujian yang akan keluar besok, sebab
kemarin dia gak masuk”. Ketiga, Nisa berkata tegas dan berdalih “Nisa
curhat tentang dirinya aja kok!”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar